HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul
”PERCOBAAN LAZZARO SPALLANZANI” di susun oleh :
Nama : IDIL AKBAR
Nim : 101204017
Kelas/Klp : A / I
Telah
diperiksa dengan seksama oleh Asisten / koordinator Asisten, maka dinyatakan
diterima
Makassar, November 2010
Koordinator
Asisten, Asisten,
Muh.Rizaldi Trias Jaya Putra Muhammad Taufik
NIM.081 404 028 NIM. 081 404 059
Mengetahui,
Dosen
Penanggung Jawab
NIP.19621231
19702 1005
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita ketahui bahwa rahasia kehidupan
yang menjadi teka-teki saat ini. Terutama dari mana asal makhluk hidup yang ada
sekarang ini. Untuk menjawab pertanyaan itu sudah ada beberapa orang yang
melakukan penelitian mulai zaman sebelum masehi hingga saat ini.
Asal mula kehidupan pada awalnya
dikatakan berasal pada makhluk yang tak hidup, atau dapat dikatakan bahwa
makhluk hidup ada di dunia secara spontan yang berasal dari makhluk yang tak
hidup, seperti daging yang membusuk. Hal ini diungkapkan pertama kali oleh
Aristoteles, dan dipercaya hingga beratus-beratus tahun kemudian.
Aristoteles beranggapan bahwa makhluk
hidup sebetulnya berasal dari makhluk tak hidup, karena dia melihat semut itu
selalu keluar dari tanah sehingga beranggapan bahwa semut itu berasal dari
tanah.
Hingga beratus-beratus tahun kemudian
muncullah beberapa ilmuwan yang berusaha mematahkan teori abiogenesis yang
dilontarkan oleh aristoteles yang masih bertahan pada saat itu. Diantara
ilmuwan tersebut, yakn Fransisco Redi (Italia, 1626-1697 ), LAzzaro Spallanzani
(Italia, 1972-1799) dan Louis Pasteur( Prancis, 1822-1895).
Salah satu Ilmuwan yang bernama Lazzaro
Spallanzani melakukan percobaan dengan menggunakan kuah kaldu, dimana
ditempatkan disuatu wadah. Pada wadah itu ada yang terbuka, ada yang tertutup,
dan ada pula yang tertutup dan sudah di panasi. Lazzaro mengamatinya, dan
memperhatikan perubahan yang terjadi pada air kaldu tersebut.
Setelah beberapa hari, Lazzaro
memperhatikan perubahan yang terjadi pada kaldu, dimana yang tidak tertutup dan
yang tertutup tapi tidak dipanasi kaldunya berubah warna, sedang yang tertutup
tapi dipanasi tidak mengalami perubahan. Dari hal itu dia beranggapan bahwa
adanya mikroorganisme pada kaldu. Sehingga terjadi perubahan pada kaldu itu
kecuali pada kaldu yang telah dipanasi.
Berdasarkan hal diatas maka patahlah
teori abiogenesis yang telah bertahan selama ratusan tahun lamanya.
B.
Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan
untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti jalan pikiran dan
langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan dalam memecahkan
masalah biologi, khususnya menjawab pertanyaan “Dari manakah asal kehidupan ?”.
C.
Manfaat Praktikum`
1.
Dengan melakukan
percobaan Lazzaro Spallanzani, mahasiswa secara langsung dapat membuktikan
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
2.
Mahasiswa dapat
melakukan penelitian yang sesuai dangan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pertanyaan
“Dari manakah asal kehidupan ?” merupakan masalah dari abad ke abad. Telah
dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah
percobaan Lazzaro Spallanzani yang meragukan kebenaran teori abiogenesis dari
Aristotels (Tim Pengajar UNM, 2010 ).
Sebenarnya
sudah zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban terhadap masalh
ini. Konsep yang terkenal pada masa itu adalah makhluk hidup berasal dari benda
mati, yang dikemukakan Aristoteles( 384-322 SM). Pendapat ini terkenal dengan Teori Generatio Spontanea (Slamet,
1999).
Walaupun
bertahan hingga ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis.
Orang yang meragukan kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan
penelitian untuk memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang
yang tidak puas tehadap pandangan teori abiogenesis itu antar lain Fransisco
Redi, Louis Pasteur, dan Lazzaro
Spallanzani (Slamet, 1999).
Pada
pertengahan abad ke-17, seorang Ilmuwan bernama Antonio Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat
digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada
tetesan air dari rendaman jerami. Oleh para ahli atau pendukung paham
Aristoteles, hasil pengamatan Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat
mereka (Slamet, 1999).
Sejak
zaman Aristoteles (300 SM )
orang-orang mempercayai bahwa jasad hidup dapat terjadi secara spontan dari
benda tak hidup. Pendapat dikenal dengan istilah Generatio Sontanea. Pendapat ini pula dianut oleh John Needham, seorang pendeta Irlandia
yang mengadakan eksperimen antara tahun 1745-1750 dengan pelbagai rebusan
padi-padian dan daging, mendapatkan bahwa walaupun air rebusan tyersebut di
simpan rapat-rapatdalam botoltertutup namun tetap timbul mikroba. Pendapat itu
tentu saja menggambarkan tingkat kemajuan biologi pada saat itu. Walaupun
demikian, banyak ilmuwan yang muncul kemudian merasa bahwa paham Generatio
Spontanea tidak dapat dipertahankan sehingga mereka mulai mencoba untuk
membuktikan ketidak benaran tersebut (Ni Putu, 2000).
Ada
berbagai pendapat berupa hipotesis ataupun teori untuk menjawab pertanyaan
mengenai asal mula kehidupan. Teori Generatio
Spontanea sebelum abad ke 17
menyatakan bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan. paham ini
disebut juga paham abiogenesis artinya makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan
makhluk hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing.
Lazzaro
Spallanzani juga ahli bangsa Italia dengan percobaannya terhadap kaldu
membuktikan bahwa jasad renik atau mikro-organisme yang mencemari kaldu itu
dapat membusukkan kaldu. Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak
terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada
jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncullah terinya “omne ovo ex vivo” atau telur itu berasal dari makhluk hidup
(Ahmadi, dkk, 1991).
Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga
menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan
percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi
langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.Sebagai bahan percobaannya,
Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa
mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda
mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena
telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu
tersebut.Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil
eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba
(makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara
tersebut terjadilah generation spontanea (Anonim, 2010).
Percobaan Spallanzani pada prinsipnya
sama dengan percobaan Redi, tetapi bahan yang digunakan adalah air kaldu. Labu
I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15º C dan dibiarkan terbuka.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat dengan sumbat gabus,
lalu dipanaskan dan pada daerah pertemuan gabus dengan mulut labu dapat diolesi
lilin agar lebih rapat (Anonim, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat Praktikum
Hari/Tanggal : Selasa / 9 November 2010
Waktu
: Pukul 10.15 s.d 12.00 WITA
Tempat
: Laboratorium Biologi Lantai 3
Timur FMIPA UNM
B.
Alat Dan Bahan
Alat :
1.
4 buah tabung
reaksi
2.
1 buah rak
tabung reaksi
3.
2 buah sumbat
gabus
4.
1 buah lampu
spritus
5.
1 buah klem kayu
6.
1 gelas aqua
plastik
7.
Gelas ukur
8.
Corong
Bahan :
1.
40 ml kaldu
2.
1 potong lilin
3.
Korek api
C.
Prosedur Kerja
1. Mengisi keempat tabung reaksi dengan kaldu
masing-masing tempat 10 ml.
2. Mendidihkan kaldu pada tabung I dengan lampu
spiritus selama 10 menit, kemudian menutup tabung reaksi dengan sumbat gabus.
Lalu meneteskan lilin cair pada sela antara mulut tabung dengan tutup.
3. Mendidihkan kaldu pada tabung II dengan lampu
spiritus selama 10 menit lalu membiarkannya terbuka.
4. Menutup tabung III dengan sumbat gabus. Lalu
meneteskan lilin cair pada sela antara mulut tabung dengan tutup.
5. Membiarkan tabung IV yang berisi kaldu dalam keadaan
terbuka dan tanpa di panasi.
6. Meletakkan semua tabung di dalam gelas aqua dan
menyimpannya di atas meja (tempat yang aman dan tidak terkena cahaya matahari,
dan sumber panas lainnya).
7. Melakukan pengamatan dan pencacatan selama 6 hari berturut
turut.
D.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Table
1.1. Hasil pengamatan air kaldu selam 6 hari
Hari ke n
|
Tabung I
|
Tabung II
|
Tabung III
|
Tabung IV
|
|
1
|
w : tidak berwarna
|
w :tidak berwarna
|
w : tidak berwarna
|
w : tidak berwarna
|
|
e : tidak ada endapan
|
e : tidak ada endapan
|
e : tidak ada endapan
|
e : tidak ada endapan
|
||
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
||
2
|
w : agak sedikit keruh
|
w : tidak berwarna
|
w : agak sedikit keruh
|
w : tidak berwarna
|
|
b : ada sedikit endapan
|
b : tidak ada endapan
|
b : ada sedikit endapan
|
b : tidak ada endapan
|
||
e : tidak berbau
|
e : tidak berbau
|
e : tidak berbau
|
e : tidak berbau
|
||
3
|
w : agak sedikt keruh
|
w : agak sedikit keruh
|
w : agak sedikit keruh
|
w : agak sedikit keruh
|
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
||
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
||
4
|
w : agak keruh
|
w : agak keruh
|
w : agak keruh
|
w : agak keruh
|
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
||
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
||
5
|
w : agak keruh
|
w : agak keruh
|
w : agak keruh
|
w : agak keruh
|
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
||
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
b : tidak berbau
|
||
6
|
w : ada warna
|
w : ada warna
|
w : ada warna
|
w : ada warna
|
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
e : ada endapan
|
||
b : sangat berbau
|
b : agak berbau
|
b : berbau
|
b : berbau
|
Kondisi
tabung pada hari I
|
Kondisi
tabung pada hari ke II
|
Kondisi
tabung pada hari ke III
|
Kondisi
tabung pada hari ke IV
|
Kondisi
tabung pada hari ke V
|
Kondisi
tabung pada hari ke VI
|
Tabung I Tabung
II Tabung III Tabnung IV
Keterangan :
1.
Tabung I (tertutup, tidak dipanasi)
2.
Tabung II (tidak tertutup, dipanasi)
3.
Tabung III (tertutup, dipanasi )
4.
Tabung IV (tidak tertutup, tidak dipanasi)
B.
Pembahasan
1.
Tabung I
(tertutup, tidak dipanasi)
Mulai hari pertama, air
kaldu dalam tabung masih jernih dan tidak berbau. Begitu pula pada hari kedua,
keadaannya tetap jernih dan tidak berbau. Tapi mulai ketika memasuki hari
ketiga keadaan air kaldu mulai keruh. Keadaan air kaldu yang airnya mulai
keruh, berlangsung pada hari ketiga sampai hari keenam, dan tetap tidak berbau.
Hal ini disebabkan karena adanya aktifitas
mikroorganisme pada tabung reaksi.
2.
Tabung II (tidak
tertutup, dipanasi)
Pada tabung kedua, pada
hari pertama, air kaldu masih jernih dan tidak berbau. Tapi ketika memasuki
hari kedua, keadaan air kaldu sudah mulai keruh, dan berbau. Hal ini
berlangsung sampai hari ke tiga air kaldu tetap keruh dan berbau. Tapi ketika
memasuki hari keempat warna air kaldu sudah berwarna dan baunya tetap. Keadaan
ini berlangsung pada hari kelima dan keenam dimana air kaldu tetap berwarna dan
berbau. Hal ini disebabkan oleh keadaan tabung
yang tidak tertutup sehingga mikroorganisme dari luar masuk ke dalam
tabung reaksi.
3.
Tabung III
(tertutup, dipanasi)
Tabung yang ketiga,
pada hari pertama keadaan air kaldu didalamnya tidak mengalami perubahan warna
atau masih jernih. Begitu pula pada hari kedua, dimana air kaldu masih tetap
jernih. Ketika memasuki hari ketiga keadaan air kaldu masih tetap jernih. Hal
ini dikarenakan perlakuan pada tabung yang III ditutup dan kemudian di panasi
sehingga tidak ada mikroorganisme yang dapat hidup dan berkembang didalamnya.
Keadaan ini berlangsung sampai pada hari ke empat,kelima dan keenam.
4.
Tabung IV (tidak
tertutup, tidak dipanasi )
Pada tabung yang
keempat, keadaan air kaldunya pada hari pertama tidak mengalami perubahan bau
maupun warnanya. Tetapi ketika memasuki hari pertama keadaan air kaldu sudah
mengalami perubahan dari hari sebelumnya, air kaldu sudah mulai berwarna namun
blum terlalu tebal warnanya dan berbau. Hal ini berlangsung sampai hari k dua
di mana di aman airkaldu tetap berwarna dan berbau. Tetapi keike memasuki hari
ketiga, air kaldu sudah mulai berwarna agak hijau tebal dan berbau.
Hal iniberlangsung pada sampai hari ke empat, lima
dan enam. Di mana hal ini di sebabkan oleh mikroorganisme yang ada dalam tabung
yang tidak di strerilkan dan juga mikroorganisme yang berasal dari luar yang di
masuk karena tabung tidak terisolasi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini saya dapat
menyimpulkan bahwa makhluk hidup bukanlah berasal dari makhluk yang tak hidup,
karena realitanya makhluk tak hidup tidak dapat berkembang biak. Dan saya juga
merasa dengan adanya praktikum ini sangatlah bermanfaat.
B.
Saran
1.
Saran untuk
praktikan yaitu praktikan mesti berhati-hati menggunakan alat laboratorium yang
mudah pecah atau mudah terbakar. Sehingga kesalahan dalam praktikum bisa
terhindarkan.
2.
Saran untuk
laboran yaitu alat-alat yang digunakan dalam praktikum agar selalu di rawat
dengan baik, dan dilengkapi lagi dengan adanya dana Lab.
3.
Saran untuk
Asisten yaitu memberikan waktu pengamatan yang panjang, sehingga bias diperoleh
hasil pengamatan seperti apa yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Ristiati. Ni Putu.2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. DEPDIKNAS.
Slamet. 1999. Sains Biologi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar FMIPA UNM.
LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN
1.
Apakah yang
menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut diatas ?
Jawab : Yang
menyebabkan perubahan kaldu pada percobaan tersebut adalah Mikroorganisme yang
hidup di dalam kaldu.
2.
Dari manakah
datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu tersebut ?
Jawab : Makhluk
hidup yang menyebabkan perubahan pada kaldu tersebut berasal dari spora mahkluk
hidup yang mungkin ikut terbawa bersama kaldu atau mungkin berasal dari udara
bebas.
3.
Perubahan pada
kaldu tersebut terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana ? Mengapa bisa
demikian ?
Jawab : Air
kaldu yang mengalami perubahan adalah air kaldu yang berada pada tabung yang kaldunya
tidak disterilkan atau tidak diisolasi tabungnya dari udara bebas atau air
kaldu yang disterilkan tapi tabungnya tidak ditutup, atau tabungnya ditutup
tapi tidak disterilkan kaldunya. Sehingga mikroorganisme yang sempat ikut ke
dalam tabung dapat melakukan aktivitas.
4.
Pada tabung yang
diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami perubahan ? Mengapa tidak
terjadi perubahan warna dan bau ?
Jawab : Kaldu
yang tidak mengalami perubahan warna dan bau adalah kaldu yang berada pada
tabung yang disterilkan dengan cara dipanasi dan diisolasi dari udara luar
dengan sumbat gabus. Hal ini terjadi terjadi karena mikroorganisme yang sempat
ikut kedalam tabung mati pada saat tabung dipanaskan, dan mikroorganisme baru
tidak dapat berkembang karena tabung terisolasi dari udara luar.
5.
Mungkinkah dari
bahan kaldu itu tiba-tiba muncul mikroorganisme baru ?
Jawab : Tidak,
karena makhluk hidup sesungguhnya berasal dari makhluk hidup juga, bukan dari
benda mati.
6.
Hasil percobaan
diatas dapatkah digunakan sebagai bukti yang kuat menyangkal teori Generatio
Spontanea ?
Jawab : Ya,
karena hal ini dapat dibuktikan dengan melihat perubahan yang terjadi pada
setiap tabung. Pada tabung III
mikroorganisme yang menyebabkan perubahan pada kaldu adalah mikroorganisme yang
berasal dari udara bebas, pada tabung II
yang meyebabkannya yaitu mikroorganisme yang berasal atau yang ikut bersama
kaldu, sedangkan pada tabung IV adalah mikroorganisme yang berasl dari udara
dan yang ikut bersama air kaldu. Sedangkan pada tabung ke I tidak mengalami perubahan karena tabung tersebut dipanaskan atau
disterilkan dan terisolasi dari udara bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar