Powered By Blogger

Jumat, 16 September 2011

Laporan Praktikum Biologi Unit II

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul ”PERCOBAAN LAZZARO SPALLANZANI” di susun oleh :
            Nama       : IDIL AKBAR
            Nim          : 101204017
            Kelas/Klp : A / I
Telah diperiksa dengan seksama oleh Asisten / koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima

                                                                                    Makassar,    November 2010
     
             Koordinator Asisten,                                                Asisten,
                                                                                                       


             Muh.Rizaldi Trias Jaya Putra                                   Muhammad Taufik
             NIM.081 404 028                                                     NIM. 081 404 059
                                                              
                                                               Mengetahui,
                                                     Dosen Penanggung Jawab


                                                     Drs. H.Hamka L,MSi.
                                                     NIP.19621231 19702 1005
                                                    



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kita ketahui bahwa rahasia kehidupan yang menjadi teka-teki saat ini. Terutama dari mana asal makhluk hidup yang ada sekarang ini. Untuk menjawab pertanyaan itu sudah ada beberapa orang yang melakukan penelitian mulai zaman sebelum masehi hingga saat ini.
Asal mula kehidupan pada awalnya dikatakan berasal pada makhluk yang tak hidup, atau dapat dikatakan bahwa makhluk hidup ada di dunia secara spontan yang berasal dari makhluk yang tak hidup, seperti daging yang membusuk. Hal ini diungkapkan pertama kali oleh Aristoteles, dan dipercaya hingga beratus-beratus tahun kemudian.
Aristoteles beranggapan bahwa makhluk hidup sebetulnya berasal dari makhluk tak hidup, karena dia melihat semut itu selalu keluar dari tanah sehingga beranggapan bahwa semut itu berasal dari tanah.
Hingga beratus-beratus tahun kemudian muncullah beberapa ilmuwan yang berusaha mematahkan teori abiogenesis yang dilontarkan oleh aristoteles yang masih bertahan pada saat itu. Diantara ilmuwan tersebut, yakn Fransisco Redi (Italia, 1626-1697 ), LAzzaro Spallanzani (Italia, 1972-1799) dan Louis Pasteur( Prancis, 1822-1895).
Salah satu Ilmuwan yang bernama Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan dengan menggunakan kuah kaldu, dimana ditempatkan disuatu wadah. Pada wadah itu ada yang terbuka, ada yang tertutup, dan ada pula yang tertutup dan sudah di panasi. Lazzaro mengamatinya, dan memperhatikan perubahan yang terjadi pada air kaldu tersebut.
Setelah beberapa hari, Lazzaro memperhatikan perubahan yang terjadi pada kaldu, dimana yang tidak tertutup dan yang tertutup tapi tidak dipanasi kaldunya berubah warna, sedang yang tertutup tapi dipanasi tidak mengalami perubahan. Dari hal itu dia beranggapan bahwa adanya mikroorganisme pada kaldu. Sehingga terjadi perubahan pada kaldu itu kecuali pada kaldu yang telah dipanasi.
Berdasarkan hal diatas maka patahlah teori abiogenesis yang telah bertahan selama ratusan tahun lamanya.
B.  Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan dalam memecahkan masalah biologi, khususnya menjawab pertanyaan “Dari manakah asal kehidupan ?”.
C.    Manfaat Praktikum`
1.      Dengan melakukan percobaan Lazzaro Spallanzani, mahasiswa secara langsung dapat membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
2.      Mahasiswa dapat melakukan penelitian yang sesuai dangan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
         

            Pertanyaan “Dari manakah asal kehidupan ?” merupakan masalah dari abad ke abad. Telah dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan Lazzaro Spallanzani yang meragukan kebenaran teori abiogenesis dari Aristotels (Tim Pengajar UNM, 2010 ).
            Sebenarnya sudah zaman Yunani Kuno manusia berusaha memberikan jawaban terhadap masalh ini. Konsep yang terkenal pada masa itu adalah makhluk hidup berasal dari benda mati, yang dikemukakan Aristoteles( 384-322 SM). Pendapat ini terkenal dengan Teori Generatio Spontanea (Slamet, 1999).
            Walaupun bertahan hingga ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang yang meragukan kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian untuk memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang tidak puas tehadap pandangan teori abiogenesis itu antar lain Fransisco Redi, Louis Pasteur, dan Lazzaro Spallanzani (Slamet, 1999).
            Pada pertengahan abad ke-17, seorang Ilmuwan bernama Antonio Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda aneh yang amat kecil yang terdapat pada tetesan air dari rendaman jerami. Oleh para ahli atau pendukung paham Aristoteles, hasil pengamatan Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka (Slamet, 1999).
            Sejak zaman Aristoteles (300 SM ) orang-orang mempercayai bahwa jasad hidup dapat terjadi secara spontan dari benda tak hidup. Pendapat dikenal dengan istilah Generatio Sontanea. Pendapat ini pula dianut oleh John Needham, seorang pendeta Irlandia yang mengadakan eksperimen antara tahun 1745-1750 dengan pelbagai rebusan padi-padian dan daging, mendapatkan bahwa walaupun air rebusan tyersebut di simpan rapat-rapatdalam botoltertutup namun tetap timbul mikroba. Pendapat itu tentu saja menggambarkan tingkat kemajuan biologi pada saat itu. Walaupun demikian, banyak ilmuwan yang muncul kemudian merasa bahwa paham Generatio Spontanea tidak dapat dipertahankan sehingga mereka mulai mencoba untuk membuktikan ketidak benaran tersebut (Ni Putu, 2000).
            Ada berbagai pendapat berupa hipotesis ataupun teori untuk menjawab pertanyaan mengenai asal mula kehidupan. Teori Generatio Spontanea sebelum abad ke 17  menyatakan bahwa makhluk hidup itu terbentuk secara spontan. paham ini disebut juga paham abiogenesis artinya makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan makhluk hidup, misalnya dari lumpur timbul cacing.
            Lazzaro Spallanzani juga ahli bangsa Italia dengan percobaannya terhadap kaldu membuktikan bahwa jasad renik atau mikro-organisme yang mencemari kaldu itu dapat membusukkan kaldu. Bila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tidak terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu. Maka muncullah terinya “omne ovo ex vivo” atau telur itu berasal dari makhluk hidup (Ahmadi, dkk, 1991).
            Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran paham abiogeensis. Oleh karena itu, dia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama dengan percobaan Francesco Redi, tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut.Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea (Anonim, 2010).
            Percobaan Spallanzani pada prinsipnya sama dengan percobaan Redi, tetapi bahan yang digunakan adalah air kaldu. Labu I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15º C dan dibiarkan terbuka. Labu II : diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat dengan sumbat gabus, lalu dipanaskan dan pada daerah pertemuan gabus dengan mulut labu dapat diolesi lilin agar lebih rapat (Anonim, 2010).


BAB III
METODE PRAKTIKUM



A.   Waktu dan Tempat Praktikum
Hari/Tanggal : Selasa / 9 November 2010
Waktu           : Pukul 10.15 s.d 12.00 WITA
Tempat         :  Laboratorium Biologi Lantai 3 Timur FMIPA UNM
B.   Alat Dan Bahan
Alat     :
1.      4 buah tabung reaksi
2.      1 buah rak tabung reaksi
3.      2 buah sumbat gabus
4.      1 buah lampu spritus
5.      1 buah klem kayu
6.      1 gelas aqua plastik
7.      Gelas ukur
8.      Corong
Bahan :
1.      40 ml kaldu
2.      1 potong lilin
3.      Korek api
C.   Prosedur Kerja
1.      Mengisi keempat tabung reaksi dengan kaldu masing-masing tempat 10 ml.
2.      Mendidihkan kaldu pada tabung I dengan lampu spiritus selama 10 menit, kemudian menutup tabung reaksi dengan sumbat gabus. Lalu meneteskan lilin cair pada sela antara mulut tabung dengan tutup.
3.      Mendidihkan kaldu pada tabung II dengan lampu spiritus selama 10 menit lalu membiarkannya terbuka.
4.      Menutup tabung III dengan sumbat gabus. Lalu meneteskan lilin cair pada sela antara mulut tabung dengan tutup.
5.      Membiarkan tabung IV yang berisi kaldu dalam keadaan terbuka dan tanpa di panasi.
6.      Meletakkan semua tabung di dalam gelas aqua dan menyimpannya di atas meja (tempat yang aman dan tidak terkena cahaya matahari, dan sumber panas lainnya).
7.      Melakukan pengamatan dan pencacatan selama 6 hari berturut turut.



D.    
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.   Hasil Pengamatan
Table 1.1.  Hasil  pengamatan air kaldu selam 6 hari
Hari ke n
Tabung I
Tabung II
Tabung III
Tabung IV
1
w : tidak berwarna
w :tidak berwarna
w : tidak berwarna
w : tidak berwarna
e : tidak ada endapan
e : tidak ada    endapan
e : tidak ada    endapan
e : tidak ada    endapan
b : tidak berbau
b : tidak berbau
b : tidak berbau
b : tidak berbau
2
w : agak sedikit keruh
w : tidak berwarna
w : agak sedikit keruh
w : tidak berwarna
b :  ada sedikit endapan
b : tidak ada endapan
b : ada sedikit endapan
b : tidak ada endapan
e : tidak berbau
e : tidak berbau
e : tidak berbau
e : tidak berbau
3
w : agak sedikt keruh
w : agak sedikit keruh
w :  agak sedikit keruh
w : agak sedikit  keruh
e : ada endapan
e : ada endapan
e : ada endapan
e : ada endapan
b : tidak berbau
b : tidak berbau
b : tidak berbau
b : tidak berbau
4
w : agak keruh
w : agak keruh
w : agak keruh
w : agak keruh
e : ada endapan
e : ada endapan
e : ada endapan
e : ada endapan
b : tidak berbau
b : tidak berbau
b : tidak berbau
b : tidak berbau
5
w : agak keruh
w : agak keruh
w : agak keruh
w : agak keruh
e : ada endapan
e : ada endapan
e : ada endapan
e : ada endapan
b : tidak berbau
b : tidak berbau
b : tidak berbau
b : tidak berbau
6
w : ada warna
w : ada warna
w : ada warna
w : ada warna
e : ada endapan
e : ada endapan
e : ada endapan
e : ada endapan
b : sangat berbau
b : agak berbau
b : berbau
b : berbau
Kondisi tabung pada hari I

                                              è

                                                          Tabung I           Tabung II              Tabung III           Tabung IV
Kondisi tabung pada hari ke II


                                              è

                                                          Tabung I           Tabung II              Tabung III           Tabung IV
Kondisi tabung pada hari ke III


                                              è
                                                          Tabung I           Tabung II              Tabung III           Tabung IV
Kondisi tabung pada hari ke IV


                                             è          

                                                           Tabung I          Tabung II              Tabung III           Tabung IV
Kondisi tabung pada hari ke V


                                            è

                                                           Tabung I          Tabung II              Tabung III           Tabung IV
Kondisi tabung pada hari ke VI
                                              
                                             è

                                                           Tabung I          Tabung II              Tabung III           Tabnung IV
Keterangan :
1.     Tabung I    (tertutup, tidak dipanasi)
2.     Tabung II   (tidak tertutup, dipanasi)
3.     Tabung III  (tertutup, dipanasi )
4.     Tabung IV  (tidak tertutup, tidak dipanasi)
B.   Pembahasan
1.      Tabung I (tertutup, tidak dipanasi)
Mulai hari pertama, air kaldu dalam tabung masih jernih dan tidak berbau. Begitu pula pada hari kedua, keadaannya tetap jernih dan tidak berbau. Tapi mulai ketika memasuki hari ketiga keadaan air kaldu mulai keruh. Keadaan air kaldu yang airnya mulai keruh, berlangsung pada hari ketiga sampai hari keenam, dan tetap tidak berbau. Hal   ini disebabkan karena adanya aktifitas mikroorganisme pada tabung reaksi.
2.      Tabung II (tidak tertutup, dipanasi)
Pada tabung kedua, pada hari pertama, air kaldu masih jernih dan tidak berbau. Tapi ketika memasuki hari kedua, keadaan air kaldu sudah mulai keruh, dan berbau. Hal ini berlangsung sampai hari ke tiga air kaldu tetap keruh dan berbau. Tapi ketika memasuki hari keempat warna air kaldu sudah berwarna dan baunya tetap. Keadaan ini berlangsung pada hari kelima dan keenam dimana air kaldu tetap berwarna dan berbau. Hal ini disebabkan oleh keadaan tabung  yang tidak tertutup sehingga mikroorganisme dari luar masuk ke dalam tabung reaksi.
3.      Tabung III (tertutup, dipanasi)
Tabung yang ketiga, pada hari pertama keadaan air kaldu didalamnya tidak mengalami perubahan warna atau masih jernih. Begitu pula pada hari kedua, dimana air kaldu masih tetap jernih. Ketika memasuki hari ketiga keadaan air kaldu masih tetap jernih. Hal ini dikarenakan perlakuan pada tabung yang III ditutup dan kemudian di panasi sehingga tidak ada mikroorganisme yang dapat hidup dan berkembang didalamnya. Keadaan ini berlangsung sampai pada hari ke empat,kelima dan keenam.
4.      Tabung IV (tidak tertutup, tidak dipanasi )
Pada tabung yang keempat, keadaan air kaldunya pada hari pertama tidak mengalami perubahan bau maupun warnanya. Tetapi ketika memasuki hari pertama keadaan air kaldu sudah mengalami perubahan dari hari sebelumnya, air kaldu sudah mulai berwarna namun blum terlalu tebal warnanya dan berbau. Hal ini berlangsung sampai hari k dua di mana di aman airkaldu tetap berwarna dan berbau. Tetapi keike memasuki hari ketiga, air kaldu sudah mulai berwarna agak hijau tebal dan berbau.
Hal iniberlangsung pada sampai hari ke empat, lima dan enam. Di mana hal ini di sebabkan oleh mikroorganisme yang ada dalam tabung yang tidak di strerilkan dan juga mikroorganisme yang berasal dari luar yang di masuk karena tabung tidak terisolasi.
BAB V
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini saya dapat menyimpulkan bahwa makhluk hidup bukanlah berasal dari makhluk yang tak hidup, karena realitanya makhluk tak hidup tidak dapat berkembang biak. Dan saya juga merasa dengan adanya praktikum ini sangatlah bermanfaat.
B.     Saran
1.         Saran untuk praktikan yaitu praktikan mesti berhati-hati menggunakan alat laboratorium yang mudah pecah atau mudah terbakar. Sehingga kesalahan dalam praktikum bisa terhindarkan.
2.         Saran untuk laboran yaitu alat-alat yang digunakan dalam praktikum agar selalu di rawat dengan baik, dan dilengkapi lagi dengan adanya dana Lab.
3.         Saran untuk Asisten yaitu memberikan waktu pengamatan yang panjang, sehingga bias diperoleh hasil pengamatan seperti apa yang diinginkan.


DAFTAR PUSTAKA

, 2010. Asal Usul Kehidupan. (http://bima.ipb.ac.id). Diakses pada hari Senin, 15 November, 2010.

, 2010. Teori Tentang Asal-usul Kehidupan. (http://wikipediasains.org). Diakses pada hari Senin, 15 November 2010.

Abu Ahmadi, dkk. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Ristiati. Ni Putu.2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. DEPDIKNAS.

Slamet. 1999. Sains Biologi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar FMIPA UNM.


LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN


1.      Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut diatas ?
Jawab : Yang menyebabkan perubahan kaldu pada percobaan tersebut adalah Mikroorganisme yang hidup di dalam kaldu.
2.      Dari manakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu tersebut ?
Jawab : Makhluk hidup yang menyebabkan perubahan pada kaldu tersebut berasal dari spora mahkluk hidup yang mungkin ikut terbawa bersama kaldu atau mungkin berasal dari udara bebas.
3.      Perubahan pada kaldu tersebut terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana ? Mengapa bisa demikian ?
Jawab : Air kaldu yang mengalami perubahan adalah air kaldu yang berada pada tabung yang kaldunya tidak disterilkan atau tidak diisolasi tabungnya dari udara bebas atau air kaldu yang disterilkan tapi tabungnya tidak ditutup, atau tabungnya ditutup tapi tidak disterilkan kaldunya. Sehingga mikroorganisme yang sempat ikut ke dalam tabung dapat melakukan aktivitas.
4.      Pada tabung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami perubahan ? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau ?
Jawab : Kaldu yang tidak mengalami perubahan warna dan bau adalah kaldu yang berada pada tabung yang disterilkan dengan cara dipanasi dan diisolasi dari udara luar dengan sumbat gabus. Hal ini terjadi terjadi karena mikroorganisme yang sempat ikut kedalam tabung mati pada saat tabung dipanaskan, dan mikroorganisme baru tidak dapat berkembang karena tabung terisolasi dari udara luar.
5.      Mungkinkah dari bahan kaldu itu tiba-tiba muncul mikroorganisme baru ?
Jawab : Tidak, karena makhluk hidup sesungguhnya berasal dari makhluk hidup juga, bukan dari benda mati.
6.      Hasil percobaan diatas dapatkah digunakan sebagai bukti yang kuat menyangkal teori Generatio Spontanea ?
Jawab : Ya, karena hal ini dapat dibuktikan dengan melihat perubahan yang terjadi pada setiap tabung. Pada tabung III mikroorganisme yang menyebabkan perubahan pada kaldu adalah mikroorganisme yang berasal dari udara bebas, pada tabung II yang meyebabkannya yaitu mikroorganisme yang berasal atau yang ikut bersama kaldu, sedangkan pada tabung IV  adalah mikroorganisme yang berasl dari udara dan yang ikut bersama air kaldu. Sedangkan pada tabung ke I tidak mengalami perubahan karena tabung tersebut dipanaskan atau disterilkan dan terisolasi dari udara bebas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar