HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul
”ANATOMI HEWAN VERTEBRATA” di susun oleh
:
Nama : IDIL AKBAR
Nim : 101204017
Kelas/Klp : A / I
Telah
diperiksa dengan seksama oleh Asisten / koordinator Asisten, maka dinyatakan
diterima
Makassar, Desember 2010
Koordinator Asisten, Asisten,
Muh.Rizaldi Trias Jaya Putra NURLIA
NIM.081
404 028 NIM.
081 404 019
Mengetahui,
Dosen
Penanggung Jawab
NIP.19621231
19702 1005
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Struktur tubuh hewan
yang umum kita amati terdiri dari berbagai organ. Organ-organ tersebut
melakukan suatu fungsi yang sangat berguna bagi kehidupan makhluk hidup (hewan
tersebut). Dengan adanya organ tesebut maka dengan sendirinya makhluk hidup
dapat bertahan hidup dan melakukan aktivitasnya serta berinteraksi dengan
sesama. Karena adanya organ tersebut sehingga makhluk hidup dapat berdiri,
berlari, makan, melompat dan sebagainya.
Umunya yang kita amati adalah sebagian saja atau bagian luarnya saja,
maka perlunya diadakan sebuah percobaan untuk mengamati bagian-bagian organ
yang tersembunyi di bagian dalam tubuh makhluk hidup. Untuk itu di adakan
pengamatan anatomi hewan vertebrata. Pada pengamatan hewan vertebrata yang akan
dilakukan, maka kita menggunakan katak sawah atau Rana cancanivora. Katak sawah dijadikan sampel pada percobaan ini
tentu dengan alasan karena katak bisa memberikan gambaran umum organ-organ
utama pada hewan vertebrata.
Percobaan ini, yang menjadi tujuan utama yaitu untuk
mengenal bagian-bagian makhluk hidup betulang belakang secara umum. Hal ini
dikarenakan bahwa makhluk hidup bertulang belakang adalah makhluk hidup yang
paling banyak hidup di muka bumi.
Selain itu, manusai
merupakan makhluk hidup yang berada dalam kategori makhluk hidup bertulang
belakang. Sehingga pengetahuan tentang makluk hidup bertulang belakang
merupakan sesutau yang harus dipelajari oleh kita. Baik itu kalangan yang sudah
tua atau yang masih muda.
Hal di atas menjadi
bukti bahwa sesuatu yang berkaitan dengan makhluk hidup vertebrata sangatlah
penting dalam kehidupan kita. Seperti yang kita ketahui bahwa manusia merupakan
salah satu makhluk hidup bertulang belakang dari sekian banyaknya makhluk hidup
yang bertulang belakang.
B.
Tujuan Percobaan
Kegiatan praktikum ini
dilakukan agar mahasiswa dapat mengenal betuk, warna, dan letak organ serta
hubungannya dengan organ lain dalam sutatu system organ.
C.
Manfaat Percobaan
Dengan melakukan praktikum ini mahasiswa
secara langsung dapat :
1.
Mengetahui
nama-nama organ penyusun tubuh hewan vertebrata sekaligus nama latinnya.
2.
Mengetahui
bentuk-bentuk dan warna organ tersebut secara mendetail.
3.
Mampu membedakan
sistem-sistem organ hewan vertebrata
4.
Menjadi motivasi
untuk melakukan percobaan lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Amphibi
berarti “ dua kehidupan “, yang mengacu kepada metarmofosis banyak jenis katak.
Kecebong, yang merupakan tahapan larva dari seekor katak, umumnya adalah herbivora
akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang mirip dengan ikan, dan ekor
panjang bersirip. Kecebong tidak memiliki kaki dan berenang dengan cara
menggeliat seperti leluhurnya yang mirip ikan. Selama metarmofosis yang
berakhir dengan “ kehidupan ke dua “, kaki berkembang, insang dan sistem gurat
sisi menghilang. Tetrapoda muda dengan paru-paru untuk bernapas, sepasang
gendang telinga eksternal dan sistem pencernaan yang diadaptasikan untuk
mengkonsumsi makanan sebagai hewan karnivora, merangkak ke tepian dan melalui
kehidupan di darat (Suntoro, 1994).
Meskipun
menyandang nama amphibia, banyak jenis katak yang tidak melalui tahapan
kecebong akuatik, dan banyak amphibian tidak hidup di dua kehidupan akuatik dan
terrestrial. Beberapa katak, salamander, dan caecilian ada yang hanya hidup di
air dan ada yang hidup di darat. Selain itu, larva salamander dan caecilian
sangat menyerupai bentuk hewan dewasa, dan baik larva maupun hewan dewasa itu
adalah karnivora. Misalnya mempertahankan insang dan ciri larva lainnya ketika
mencapai kematangan seksual. Bahkan katak yang beradaptasi dengan habitat yang
lebih kering menghabiskan banyak waktunya di dalam lubang sarang atau di bawah
daun yang lembab, dimana kelembapan sangat tinggi. Sebagian besar amphibia sangat
bergantung pada kulitnya yang lembab untuk melakukan pertukaran gas dengan
lingkungannya. Beberapa jenis spesies darat tidak memiliki paru-paru dan
benapas hanya melalui kulit dan rongga mulutnya tersebut (Suripto, 2000).
Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh.
Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi
membentuk organ. Dalam praktikum ini akan dilakukan pengamatan susunan anatomi
tubuh katak sawah ( Rana Cancarivora
). Anatomi katak dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan
vertebrata. Pengamatan anatomi suatu hewan diperlukan pembedahan untuk
memudahkan mengamati bentuk, kedudukan dan hubungannya dengan organ lain. Yang
akan di amati pada praktikum ini adalah system pencernaan, peredaran darah, pernapasan,
ekskresi, dan reproduksi
( Tim Pengajar FMIPA UNM, 2010 ).
Katak termasuk kedalam kelompok vertebratea.
Katak sendiri dikelompokkan kedalam kelas amphibia dan dikelompokkan lagi
menjadi 3 subkelas yaitu : Stegocephala, Caudate, dan Salienta ( Anura ). Nama
latinnya Rana cancarivora.
Secara garis besar bentuk daripada katak yaitu badan yang ditutupi kulit yang basah, lembab dan terdapat kelenjar-kelenjar, warna tubuh hijau, warna varian lainnya kuning, merah, hitam dan corak kombinasi warna-warna tadi. Pada bagian caput terdapat celah mulut (rima oris) yang dibangun oleh maxilla dan mandibula. Lubang hidung luar (nares externa) yang berjumlah sepasang dan menembus sampai ke rongga mulut. Mata (organon visus) yang besar. Pada mata terdapat selaput mata khas pada katak, yakni membrana nictitans. Seain itu juga terdapat pupil, iris dan sepasang kelopak mata pada masing-masing mata (Anonima, 2010).
Secara garis besar bentuk daripada katak yaitu badan yang ditutupi kulit yang basah, lembab dan terdapat kelenjar-kelenjar, warna tubuh hijau, warna varian lainnya kuning, merah, hitam dan corak kombinasi warna-warna tadi. Pada bagian caput terdapat celah mulut (rima oris) yang dibangun oleh maxilla dan mandibula. Lubang hidung luar (nares externa) yang berjumlah sepasang dan menembus sampai ke rongga mulut. Mata (organon visus) yang besar. Pada mata terdapat selaput mata khas pada katak, yakni membrana nictitans. Seain itu juga terdapat pupil, iris dan sepasang kelopak mata pada masing-masing mata (Anonima, 2010).
Pada bagian truncus katak, ditutupi kulit yang
selalu basah, halus, berlendir, dan terdapat kelenjar-kelenjar seperti kelenjar
yang menghasilkan pigmen warna kulit katak dan kelenjar yang menghasilkan
mucous. Daerah truncus yang dilapisi kulit, memiliki tekstur kulit yang
berlipat-lipat yang terbentuk dari penebalan kulit. Ada lipatan yang menjulur
sepanjang punggung yang disebut juga plicae dermales dorsolateralis dan ada
juga lipatan kulit yang tidak teratur di bagian-bagian samping-punggung katak yang
disebut juga plicae dermales longitudinale. Anggota gerak depan berjumlah
sepasang, masing masing mempunyai bagian, yakni lengan atas “brachium”
(disokong oleh os humerus), lengan bawah “antebrachium” (disokong oleh os
radio-ulna), dan telapak (Anonimb,
2010).
Pada bagian extremitas anterior memiliki 4 buah
jari-jari (digiti) tidak ditemukan selaput renang (membrana digiti). Anggota
gerak belakang juga berjumlah sepasang, masing masing mempunyai bagian, yakni
paha “femur” (disokong oleh os femur), kaki bawah-betis “crus” (disokong oleh
os tibia-fibula), dan telapak kaki “pes” (disokong oleh os tarsus dan os
metatarsus). Pada bagian extremitas posterior memiliki 5 buah jari-jari
(digiti) dan memiliki selaput renang (membrana digiti). Katak mempunyai
sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah.
Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung
sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut
dihubungkan oleh bronkus yang pendek (Wahyuningsih,
1999).
Kelas
Amphibia memiliki ciri-ciri
khusus yaitu, kulit selalu basah dan berkelenjar, tidak bersisik luar.
Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan dan berenang. Terdapat dua buah neres (
lubang hidung sebelah luar ) . Skeleton sebagian besar berupa tulang keras.Cor
( Jantung ) terbagi atas tiga ruang . Otak memiliki 10 pasang nervi aranialis.
Suhu tubuh tergantung pada suhu lingkungan
(Sutarno,
2001).
BAB III
METODE PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Hari /tanggal : Rabu/ 14 November 2010
Waktu : Pukul 10.15 s.d 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai 3 Timur,
FMIPA UNM
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
Botol pembunuh
b.
Baki bedah
c.
Alat bedah
d.
Gunting
e.
Pinset
f.
Jarum
g.
Scalpel
2.
Bahan
a.
Katak Sawah (Rana cancanivora )
b.
Kapas
c.
Kloroform
C.
Prosedur Kerja
1.
Pengamatan luar
a.
Mematikan katak
Mengambil segumpal kapas, membasahinya
dengan kloroform lalu di masukkan ke dalam botol pembunuh yang berisi katak.
Menutup botol rapat-rapat dan membiarakan hingga kataknya mati.
b.
Mengeluarakan
katak yang sudah tidak bergerak dan
meletakkannya ke atas baki bedah.
c.
Mengamati bagian
luar katak
d.
Mengamati mata
kelopak dan selaput lender
e.
Mengamati lubang
hidung luar
f.
Mengamati
tympanum, selaput pendengaran
g.
Mengamati celah
mulut
h.
Tungkai depan :
1.
Lengan atas (
branchium )
2.
Lengan bawah (
ante branchium )
3.
Telapak ( manus
)
4.
Jari-jari
(digiti )
i.
Tungkai belakang
1.
Paha (femur )
2.
Betis (crus )
3.
Telapak bersatu
(pes )
4.
Jari-jari
berselaput renang
j.
Mengamati kloaka
k.
Meraba permukaan
kulit dan memperhatikan warnanya
l.
Menggambar dari
arah punggung dan memberi nama bagian-bagian tersebut.
2.
Pembedahan
a.
Meletakkan
punggungnya diatas baki bedah, memaku keempat kakinya dengan jarum pada lilin
sehingga tidak goyang.
b.
Menjepit bagian
bujur kulit dengan pinset dan bagian perut dekat paha, kemudian diangkat
sedikit lalu memotong melintang kulit bawah yang di jepit dengan pinset,
sehingga terbentuk celah pada kulit perut.
c.
Memasukkan ujung
gunting yang tumpul pada celah kulit tersebut kemudian menggunting kulit kearah
kepala sampai gunting tertumbuk, menggunting kearah pangkal kedua paha.
d.
Menggunting
kulit kearah samping kiri dan kanan sehingga kulit perut bisa tersingkap,
kemudian memeriksa perlekatan pada kulit jaringan otot.
e.
Memperhatikan pula bagian otot perut, tampak garis putih
membujur sepanjang otot perut disebut linea alba.
f.
Menjepit otot
perut dengan pinset di samping linea alba dan menggunting melintang sehingga
terbentuk celah. Memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam otot perut dan
memulai menggunting juga kearah kepala
sampai bawah rahang kemudian melanjutkan pengguntingan sampai pangkal paha.
g.
Menyingkap
jaringan otot perut kesamping kiri dan kanan sehingga terbuka rongga perut dan
tampak jeroan.
3.
Pengamatan
Sistem Pencernaan
a.
Membuka celah
mulut dengan scalpel dan gunting. Mengamati bentuk gigi, meraba dengan jari
geligi pada rahang atas dan gigi vomer dan langit-langit.
b.
Menarik lidahnya
keluar dengan menggunakan pingset,m mengamati bentuk dan kelengkapannya.
c.
Mengamati rongga
perut yang berisi jeroan, mengamati bentuk dan warna:
1.
Hati sebelah
kanan ada beberapa lobus mencari
kantong empedu dan bagaimana warnanya.
2.
Lambung sebelah
kiri hati, akan tampak duodenum dan pancreas.
3.
Merunut usus
halus hingga usus tebal, memperhatikan pertemuannya.
4.
Rectum yang
belok ke kloaka
4.
Pengamatan
system peredaran darah
a.
Mengarah kepala
dari hati, tampak jantung dan selaput.
b.
Menusuk selaput
pembungkus jantung dengan jarum atau scalpel sampai pecah, mengamati bentuk dan
bagian :
1.
Bilik ( ventrikel)
2.
Serambi (atrium )
3.
Pembuluh nadi
utama (trunkus arteriosus) yang
keluar dari ventrikel kemudaian bercabang menjadi dua aorta, kiri dan kanan.
c.
Mengganbar
bagian jantung dan member nama bagian tersebut.
5.
Pengamatan
system pernapasan.
a.
Memperhatikan
bagian sebelah kanan hati dan sebelah kiri lambung, tersembul bagian paru-paru.
b.
Dengan sedotan
limun yang ujungnya dimasukkan kedalam lubang pangkal tenggorokan (membuka
mulut ) meniup pangkalnya perlahan, maka akan mengembung paruh-paruh, pembuluh
darah paru-paru.
c.
Membuat gambar
system pernapasan katak ini.
6.
Pengamatan system
reproduksi dan ekskresi
a.
Melepaskan
organ-organ pencernaan, mulai pada lambung sampai pada rectum serta mesentrium
yang mememgangnya.
b.
Sepasang ginjal
akan tampak bulat lonjong melekat pada bagian belakang rongga perut selanjutnya
mengamati :
1.
Ginjal dengan
kelenjar adrenal
2.
Badan lemak (corpus adiposum) kekuningan berjumbai.
3.
Saluran ginjal
(ureter dari ginjal) menuju kantung empedu.
c.
Pada katak
jantan ureter ini disebut juga dustus urospermetikum. Testis terletak di
sebelah atas ginjal bulat kecil berhubungan dengan ginjal melelui vas
deverensia.
d.
Pada katak
betina ada sepasang ovarium pada bagian kiri dan kanan. Mengangkat sedikit ovarium dan akan tampak oviduk saluran
berkelok-kelok putih bermuara pada kloaka
sedang ujngnya berupa corong (ostium)
di dekat jantung.
e.
Membuat gambar
bagian system urogenitalia katak, dan memberi nama-nama bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
A.
Hasil Pengamatan
Gambar 1. Morfologi Katak
Morfologi Katak
|
Keterangan :
|
||
1. Rima Ovis
|
|||
2. Hidung
|
|||
3. Digiti
|
|||
4. Kelopak mata bawah
|
|||
5. Orbita
|
|||
6. Kelopak mata atas
|
|||
7. Ante Branchium
|
|||
8. Punggung
|
|||
9. Femur
|
|||
10. Crus
|
|||
11. pes
|
|||
12. Selaput renang
|
|||
13. Digiti
|
|||
B.
Gambar
2. Sistem Pernapasan
Sitem Pernapasan (respirasi)
|
Keterangan :
|
1. Trakea
|
|
2. Bronkus
|
|
3. Bronkeolus
|
|
4. Paru-paru Kanan
|
|
5. Paru-paru Kiri
|
|
6. Alveolus
|
|
Gambar 3.
Mulut Katak
Mulut Katak
|
Keterangan :
|
1. Rahang Atas
|
|
2. Lubang Hidung Dalam
|
|
3. Gigi (Vormer)
|
|
4. Langit-langit
|
|
5. Lidah
|
|
6. Rahang Bawah
|
|
Gambar 4. Sistem Ekskresi
System Ekskresi
|
Keterangan :
|
1. Jaringan Adipose
|
|
2. Medula
|
|
3. Ginjal
|
|
4. Ureter
|
|
5. Kantong Urin
|
|
6. Kloaka
|
|
Gambar
5. Sistem Reproduksi katak Jantan
Sistem Reproduksi Katak Jantan
|
Keterangan :
|
1. Adipose
|
|
2. Testis
|
|
3. Vas Deverens
|
|
4. Kantung Kemih
|
|
5. Kloaka
|
|
Gambar 6. Sistem Reproduksi Katak Betina
Sistem Reproduksi Katak Betina
|
Keterangan :
|
1. Adipose
|
|
2. Oviduct
|
|
3. Kloaka
|
|
4. Kantung Kemih
|
|
5. Ovarium
|
|
Gambar 7. Sistem sirkulasi
Sistem Sirkulasi
|
Keterangan :
|
1. Aorta
|
|
2. Atrium Dexter
|
|
3. Atrium Sinister
|
|
4. Ventrikel
|
|
Gambar
8. Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
|
Keterangan :
|
1. Mulut
|
|
2. Pharing
|
|
3. Eshopagus
|
|
4. Ventrikulum
|
|
5. Intestine Minor
|
|
6. Intestine Mayor
|
|
7. Kloaka
|
|
8. Vesike Relea
|
|
9. Hepar
|
|
Gambar
9. Anatomi Katak
Anatomi Katak
|
Keterangan :
|
1. Jantung
|
|
2. Paru-paru
|
|
3. Lambung
|
|
4. Usus Besar
|
|
5. Usus halus
|
|
6. Empedu
|
|
B.
Pembahasan
1. Morfologi
Katak
Tubuh
katak terdiri atas kepala dan badan. Pada kepala terdapat :
a. Kavum
Oris (rongga mulut) yang didalamnya terdapat gigi vormer, maxilla (rahang
atas), palatum (langit-langit), lubang telinga dalam, lidah, mandibula (rahang
bawah), lubang hidung dalam.
b. Sepasang
mata yaitu terdiri dari kelopak dan selaput tidur, yang berfungsi untuk menjaga
mata ketika ia sedang tidur.
c. Lubang
hidung luar, ada sepasang terletak di ujung depan.
d. Telinga
dan Tympanium (selaput pendengar). Selaput ini pinggirannya disokong oleh suatu
cincin yang disebut annulus timpani. Fungsinya untuk menerima gelombang suara.
Badan
katak terdiri atas :
a. Tungkai
depan yang terdiri dari, lengan atas (branchium), lengan bawah (ante
branchium), telapak (manus), dan jari-jari (digiti) yang berjumlah 4 digiti.
b. Tungkai
belakang yang terdiri dari paha (femur), betis (crus), telapak bersatu (pes), dan jari-jari
berselaput renang yang berjumlah 5 digit.
c. Kloaka,
yang berfungsi sebagai saluran akhir dari segala proses di dalam tubuh katak
termasuk juga sebagai saluran reproduksi.
2. Sistem
Pencernaan
Mekanisme sistem pencernaan katak
adalah:
Kavum
Oris èEsofagus
èHepar
èKardia
èVesika
relea èPankreas èFundus èPilorus
èIntestinumè
Rektumè
Kloaka.
Kavum oris yang didalamnya terdapat
lidah yang bercabang, berfungsi untuk menangkap mangsa, gigi hanya terdapat
pada rahang atas dan langit-langit, yang disebut gigi vormer. Kelenjar ludah
menghasilkan ludah yang berfungsi membantu menelan makanan. Kerongkongan
merupakan saluran pendek menuju lambung. Lambung didalamnya terdapat pencernaan
secara mekanik dan kimiawi. Di usus terdapat makanan yang lumat. Sari-sari
makanan diserap oleh pembuluh-pembuluh kapiler darah untuk diedarkan ke seluruh
tubuh. Sedangkan sisa makanan dibuang melalui kloaka.
3. Sistem
Peredaran Darah
Sistem peredaran darah terjadi di
jantung, yang terdiri dari aorta, atrium (kiri dan kanan), pericardium,
ventrikel. Sistem peredaran darahnya tertutup yang dibangun sebagai jantung
sebagai organ utamanya, serta pembuluh darah arteri, vena, dan kapiler.
4. Sistem
pernapasan
Alat penapasan katak terdiri dari kulit,
paru-paru, dan difusi melalui selaput mulut. Pada paru-paru katak dewasa
terdapat bronkus dan ujung batang tenggorok yang bercabang dua yang disebut
bronkiolus. Cabang yang paling akhir berhubungan dengan alveolus yaitu
gelembung paru-paru sebagai tempat terjadinya pertukaran gas. Paru-paru
dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru (pleura) yang mengandung kapiler
darah, disinilah oksigen berdifusi ke dalam darah sedangkan karbondioksida dan
air dilepaskan ke dalam udara alveolus. Oksigen dalam alveolus berdifusi dan di
ikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah menjadi oksihemoglobin
(HbO2), kemudian diangkut oleh darah ke seluruh tubuh.
Sistem pernapasan katak melalui dua
fase, yaitu:
a. Inspirasi
(mengisap udara dari pulme)
b. Ekspirasi
(mengeluarkan udara dari pulme.
Mekanismenya:
Jantung èArteri èKapiler
vase èPembuluh
Limfa èCairan
Limfa èLimfa
5. Sistem
Ekskresi
Alat ekskresi utama pada katak yaitu
ginjal yang bermuara pada kloaka. Kemudian ginjal bersatu dengan saluran yang
berasal dari kelenjar kelamin. Limbah hasil metabolisme yang ada dalam ginjal
akan disalurkan ke ureter kemudian keluar melalui kloaka.
6. Sistem
Reproduksi
Dalam hal ini adalah katak betina. Pada
katak betina, terdapat sepasang garis yang berupa kantong-kantong yang terlipat
yang terdiri atas banyak lobi. Saluran telur dengan ujung anterior yang
menyempit dan terbuka, yang pada ujungnya terdapat oviduk dan bermuara di
kloaka. Alat kelaminnya berupa sepasang ovarium yang di dalamnya terdapat telur
(ovum) yang masuk ke lubang uterus, kemudian mengadakan pematangan pada lubang
uterus, kemudian dikeluarkan melalui kloaka.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah melakukan
percobaan di atas saya sudah dapat membedakan organ-organ tubuh katak baik
morfologi maupun anatominya. Hal ini di karenakan karena tiap-tiap organ
tersebut khususnya pada bagian anatominya memiliki warna khusus yang cukup
jelas untuk dibedakan. Selain itu tiap-tiap organ ini memiliki perbedaan bentuk
yamg sangat signifikan.
Pada bagian anatomi
katak terdapat banayak organ yang saling bekerja dan berhubungan satu sama
lain. Jika salah satu organ ini tidak bekerja dengan baik maka bisa menyebabkan
terganggunya kerja organ lain. Sehingga sebagai gambaran organ manusia,
tiap-tiap organ tubuh manusia itu harus di jaga dengan baik.
B.
Saran
1.
Saran untuk
praktikan yaitu, praktikan harus memanfaatkan waktu seefisien mungkin serta
betul-betul menekuni apa yang sedang di praktikkan.
2.
Saran untuk
Laboran yaitu agar kebutuhan dalam praktikum lebih dilengkapi lagi.
3.
Saran untuk
Asisten yaitu kami sebagai praktikan berharap mendapat pengarahan yang maksimal
sehingga kami bisa melakukan praktikum dengan nyaman dan memperoleh apa yang
menjadi tujuan awal.
Daftar Pustaka
Sutarno, Nono, dkk. 2001
. Biologi Umum Lanjutan 1. Makassar :
FMIPA UNM
Susilo Handari,
dkk.1994.ANATOMI HEWAN. Makassar :
FMIPA UNM
Slamet. 1999. Sains Biologi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Tri Wahyuningsih, dkk.1999.PRAKTIKUM BIOLOGI III. Makassar FMIPA
UNM
Jawaban Pertanyaan
1.
Katak
digolongkan sebagai kelas Amphibia karena katak dapat hidup di dua alam yaitu
di darat dan di air.
2.
Warna katak
dapat berubah-ubah karena adanya pigmen pada katak yang dipengaruhi :
-
Hormone
-
Kondisi tubuh
-
Suhu
3.
Pangkal lidah
katak melekat pada pangkal rahang bawah, manfaat pada lidah tersebut yaitu agar
mudah menangkap mangsa.
4.
Hati dan
pangkreas bukan saluran pencernaan karena tidak di lalui pada proses pencernaan
tetapi keduanya menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
5.
Katak tidak
melakukan pernapasan yang pendek karena katak mempunyai Bronkus yang pendek,
sehingga penarikan dan pengeluaran udara pada Pulmo tidak dapat dilakukan
didalam rongga perut.
Cara katak melakukan pernapasan :
Pertama-tama katak mengisi mulutnya
dengan udara melalui lubang hidung dan merendahkan dasar mulutnya, kemudian
menutup lubang hidup sebelah dalam, membuka glottis dan menaikkan dasar
mulutnya. Selanjutnya udara di bawah ke paru-paru dan kulit untuk di lepaskan.
6.
Darah bersih dan
darah kotor tidak bercampur di jantung tetapi bercampur ketika meninggalkan
jantung karena bagian ventrikel tidak memiliki pemisah ruang sehingga darah
dari jantung dan tubuh bercampur dengan darah yang berasal dari paru-paru.
7.
Pada katak
terjadi fertilisasi secara eksternal karena katak betina mengeluarkan telurnya
ke dalam kelompok-kelompok di mana kelompok itu dilindungi oleh
predator-predator akustik dan benturan-benturan dari benda sekitarnya.
Sementara katak jantan terjadi fertilisasi secara internal.